Sabtu, 03 Oktober 2015

Dilema

Sekarang aku berada di posisi yang tidak menyenangkan,, kamu sudah ingin meliarkan diri,, sementara aku, hanya dapat menunggu di dalam sarangmu,,, entah kau akan kembali pulang, atau menetap di sarang yang lain… aku mengalami degradasi kepercayaan setelah orangtua mu tak lagi percaya pada ku.. kenapa dirimu selalu diambang pintu.. ketika kau baru mau melangkah masuk,, badanmu terasa berat untuk mengikuti langkahmu.. sama seperti pejantan  yang lainnya,, mereka melangkah sedikit masuk,lalu secepat kilat mengeluarkan diri,, inikah dinamakan menunggu yang tak pasti?


Merasakan perumpamaan yang seperti itu..agaknya membuatku kehilangan arah,, tak menentu kemana perjalanan yang akan aku lewati… dan karena desakan tujuan, jalan manapun ingin ku coba.. berapa kali aku tersesat dalam jalan yang gelap.. anehnya,,kegelapan membuatku terlena..tenggelam dalam peradaban fana.. aku mengingatnya dengan jelas.. walaupun kini, mengingatnya akan tersayat rasanya hati ini..

Ingin rasanya aku tersesat di jalan yang bercahaya,, dan merasakan sinar yang membuatku bahagia,, terpana dengan peradaban esa.. aku ingin mengingatnya, walaupun kini, ingatan itu hanyalah khayalan.. ya.. tidak lebih dari angan-angan.. J menyedihkan memang.. J tapi aku berusaha akan selalu senang dan tersenyum bahagia,, aku akan terus memaksakan diri untuk bercanda tawa.. bergurau dengan sandiwara ini.. hingga nanti, dan entah sampai kapan… :’(
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar