Bersabar
diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi pelbagai kesulitan dengan
lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang besar. Karena itu, jika
kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan?
Apakah Anda
memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakah Anda mengetahui senjata lain
yang dapat kita gunakan selain kesabaran?
Konon,
seorang pembesar negeri ini memiliki ‘ladang gembalaan’ dan ‘lapangan’ yang
selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan, kesulitan yang
lain selalu datang mengunjunginya. Meski demikian, ternyata ia tetap berlindung
dibalik perisai kesabaran dan mengenakan tameng keyakinan kepada Allah.
Demikian
itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan setiap kesulitan dan
menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah.
Syahdan,
ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit, para sahabat berkata
kepadanya, “Bolehkah kami panggilkan seorang tabib untuk mengobatimu?”
“Seorang
telah memeriksaku!,” jawab Abu Bakar.
Para sahabat
pun bertanya, “Lalu apa yang ia katakan?”
Ia berkata,
“Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau.”
Bersabarlah
karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana kesabaran orang yang
yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat kembali yang baik, mengharap
pahala, dan senang mengingkari kejahatan. Seberapapun besar permasalahan yang
Anda hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang
bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam
setiap kesulitan itu ada kemudahan.
Saya pernah
membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya tertegun dengan besarnya
kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. Deraan musibah itu mereka anggap
sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka. Mereka tak
tergoyahkan laksana gunung, dan menancap jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu
singkat mereka dapat melupakan kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar
menyorotkan cahaya kebenaran. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak
hanya cukup bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak
lantang di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar